Yuk Ketahui Kisah Sukses Bos Samator Group Dari Nol

Yuk Ketahui Kisah Sukses Bos Samator Group Dari Nol

Menjadi seorang pengusaha yang sukses tidaklah semudah yang kita semua bayangkan. Ada banyak rintangan dan cobaan yang harus bisa kita hadapi.

Jika tidak kuat menghadapi rintangan atau cobaan itu, maka tidak akan mungkin kita bisa sukses dan mengikuti jejak pengusaha lainnya.

Ada banyak kisah pengusaha yang bisa kita baca dan ambil kesimpulan bahwa mereka tidak mendapatkan kesuksesan tersebut secara instan.

Salah satunya adalah Arief Harsono, seorang Bos dari Samator Group yang memulai segalanya dari nol tanpa bantuan keluarganya sekalipun.

Yuk Ketahui Kisah Sukses Bos Samator Group Dari Nol

Siapa sih yang tak tahu Samator Group, perusahaan gas terbesar di Indonesia milik Arief Harsono ini merupakan akronim dari Samarinda dan Toraja yang mulai dirintis oleh Arief sejak ia masih remaja.

Kanal Youtube milik Dahlah Iskan yang tayang perdana pada 11 September, Arief menceritakan tentang kisah perjuangannya berjualan kopra.

Ia memilih sekolah sore agar pagi hari ia bisa membantu sang ayah berdagang kopra. Hinga suatu saat setelah tamat SMA, ayahnya memberikannya dua pilihan antara kerja atau kuliah.

Arief pun memiliki bekerja namun dengan satu syarat yang harus dipenuhi oleh sang ayah. “Saya mau kerja, tapi jangan yang ada famili. Biar besok-besok enggak diklaim kalau saya sukses dari famili. Di sulawesi ada budaya gitu. Berhasil atau gagal itu kan tergantung diri sendiri,” ujarnya.

Akhirnya sang ayah mengirim Arief ke Poso untuk belajar bergadang kopra dengan rekan dagangnya. Di sana, ia berhasil mengumpulkan 2000 ton kopra.

Bermental pengusaha sedari kecil, Arief memutar otak untuk mendapat keuntungan. Ia menjual kopra dari petani seharga Rp 22 / kg menjadi Rp 32 / kg ke ayahnya sendiri.

Keuntungan Rp 10 / kg ia jadikan modal kembali sampai bisa membeli mobil pertamanya di usia 18 tahun. “Ternyata orang bisnis itu akalnya harus banyak,” ungkapnya.

Suatu hari, Arief mengalami peristiwa yang memuttusakannya untuk berhenti berdagang kopra. Ia jatuh ke laut dari kapal yang ditumpanginya.

Selama 20 menit ia terombang ambing di lautan sebelum pertolongan datang. Pada usia 19 tahun, Arief menemukan peluang baru. Ia ingin memproduksi gas untuk ngelas yang biasanya diimpor dari luar negeri.

Ia pun mengajak temannya bekerja sama. Namun lagi-lagi Arief dihadapkan pada situasi yang sulit lantaran produknya tidak diminati pasar.

Namun keberuntungan masih berpihak padanya, perusahaannya terselamatkan karena garam yang pernah ia beli murah dari temannya, mendadak naik harganya.

Samator pun menguasai bidang gas untuk industri di Indonesia. Arief lalu mengakuisisi Aneka Gas milik BUMN yang telah dijual ke Jerman.

Ia menang dengan harga tertinggi setelah bersaing dengan perusahaan asing dan menjabat Direktur Utama di usia 21 tahun.

Dari sini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa memang kesuksesan tak bisa didapatkan begitu saja dengan mudah.

Ada berbagai rintangan, cobaan, dan masalah yang ahrus kita hadapi. Namun, di sini Arief membuat cobaan itu menjadi sebuah peluang dimana hal ini sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha.

Nah, untuk kalian yang saat ini sedang berjuang, mungkin Arief bisa menjadi salah satu tokoh yang bisa memotivasi kalian untuk terus maju dan pantang menyerah.

Semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat terutama bagi kalian para anak muda yang saat ini bingung dengan jalan yang kalian lalui.